Major Histocompatibility
Complex (MHC)
Disusun
untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biodiversitas
Disusun Oleh :
Ensina Sawor Dea
P.
M0409018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
Major Histocompatibility Complex (MHC)
Major Histocompatibility Complex (MHC) adalah satu set molekul yang ditampilkan
pada permukaan sel yang bertanggung jawab untuk pengakuan limfosit dan
"presentasi antigen". Molekul-molekul MHC mengontrol respon imun
melalui pengakuan dari "self" dan "non-self" akibatnya
menjadi target dalam penolakan transplantasi.
Major Histocompatibility Complex (MHC) dikodekan oleh beberapa gen terletak
pada kromosom manusia 6. Kelas I molekul dikodekan oleh daerah BCA sementara kelas
II molekul dikodekan oleh daerah D. Sebuah wilayah antara kedua pada kromosom 6
mengkodekan molekul kelas III, termasuk beberapa komponen komplemen.
Histokompatibilitas kompleks Mayor (MHC) merupakan molekul permukaan sel
dikode oleh gen keluarga besar di semua vertebrata. Molekul MHC memediasi
interaksi leukosit, juga disebut sel-sel darah putih (leukosit), yang merupakan
sel-sel yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh, dengan leukosit atau sel-sel
tubuh. MHC menentukan kompatibilitas donor untuk transplantasi organ serta
kerentanan seseorang terhadap penyakit autoimun melalui crossreacting
imunisasi. Pada manusia, MHC juga disebut antigen leukosit manusia (HLA).
Karena panjang dan besar DNA dalam MHC termasuk seluruh lini gen
cenderung mendapatkan warisan bersama-sama, jadi dapat dikelompokkan dengan set
seluruh variasi DNA yang sama. Karena variasi warisan atau 'linkage
disequilibrium' sangat kuat dalam MHC maka sangat sulit untuk membongkar apa
yang ada di balik setiap perubahan DNA yang satu terkait dengan penyakit
tertentu. Bisa jadi ada hubungan dengan gen tertentu yang berpengaruh atau bisa
juga lain dari banyak gen yang erat digabungkan untuk itu.
Tubuh memiliki banyak lapisan kontrol untuk memastikan gen hanya aktif di
tempat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat. Proses sentral tentu saja sama
yaitu urutan DNA menjadi RNA membaca kode dari mana protein diproduksi. Tetapi
pada setiap tahap ada checks and balances
untuk memastikan setiap gen dan produk bekerja pada tingkat yang tepat untuk
menjaga proses pengkodean.
Mungkin perubahan DNA bisa mengubah struktur protein yang dikodekan oleh
gen, tetapi juga dapat mengubah aktivitas gen atau kontrol yang lain. Ini bisa
mengubah gen atau mematikan, atau mengubah bentuk akhir protein yang
dihasilkan.
Dalam studi lainnya didapati bahwa variasi genetika dalam HLA (Human
Leukocyte Antigen) turut menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya, studi
tersebut mengamati mekanisme MHC (Major Histocompatibility Complex) dalam
kaitannya dengan variasi HLA. Dua studi turunannya telah dilakukan, salah satunya
melibatkan patogen (agen penyebab penyakit) dan yang lainnya tidak melibatkan
patogen.
Dalam hal HLA, allela (pasangan gen) menunjukkan ko-dominasi (sama
dominannya antar dua gen yang berpasangan), dengan akibat bahwa heterozigot
dapat merespon antigen 'non-self
pathogenic' secara lebih luas (lebih banyak antigen yang dapat terdeteksi),
dan sistem kekebalan dari individu yang heterozigot juga dapat mengikat dua
kali lebih banyak peptida (atau protein) asing, dibandingkan dengan seorang
individu yang homozigot. Molekul HLA mengikat dan menunjukkan pecahan sel-sel
penyakit pada permukaan membran sel, di mana kemudian akan dikenali oleh
T-Cells. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak jenis molekul HLA
dapat berakibat pada ketahanan terhadap penyakit secara lebih luas. Lalu
kemudian dapat disimpulkan bahwa individu yang heterozigot lebih diuntungkan
oleh seleksi alam.
Referensi
Alberts, S. and Ober, C. 1993. Genetic variability in
the major histocompatibility complex: a review of non-pathogen-mediated
selective mechanism. Yearb Phys Anthropol
36:71–80
Brown, J. L. 1997. A theory of mate choice based on heterozygosity. Behav Ecol 8:60–5
MHC Sequencing Consortium. 1999. Complete sequence
and gene map of the human major histocompatibility complex. Nature 401:921–3
Milinski, M. 2006. The major histocompatibility
complex, sexual selection and mate choice. Annu
Rev Ecol Evol Syst 37:159–86
Roberts T, Roiser JP. 2010. In the nose of the
beholder: are olfactory influences on human mate choice driven by variation in
immune system genes or sex hormone levels?. Exp. Biol. Med. 235:1277-1281.
ThornhillR, GangestadSW, MillerR, ScheydG,
McColloughJK, FranklinM. 2003. Major histocompatibility complex genes, symmetry
and body scent attractiveness in men and women. Behav Ecol 14:668–78
Vandiedonck,C. 2000. MRC Human Genetics. United Kingdom :
Oxford University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar