Selasa, 08 Mei 2012

Major Histocompatibility Complex (MHC)

Major Histocompatibility Complex  (MHC)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biodiversitas






Disusun Oleh :
Ensina Sawor Dea P.
M0409018




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011











Major Histocompatibility Complex  (MHC)
Major Histocompatibility Complex  (MHC) adalah satu set molekul yang ditampilkan pada permukaan sel yang bertanggung jawab untuk pengakuan limfosit dan "presentasi antigen". Molekul-molekul MHC mengontrol respon imun melalui pengakuan dari "self" dan "non-self" akibatnya menjadi target dalam penolakan transplantasi.
Major Histocompatibility Complex  (MHC) dikodekan oleh beberapa gen terletak pada kromosom manusia 6. Kelas I molekul dikodekan oleh daerah BCA sementara kelas II molekul dikodekan oleh daerah D. Sebuah wilayah antara kedua pada kromosom 6 mengkodekan molekul kelas III, termasuk beberapa komponen komplemen.
Histokompatibilitas kompleks Mayor (MHC) merupakan molekul permukaan sel dikode oleh gen keluarga besar di semua vertebrata. Molekul MHC memediasi interaksi leukosit, juga disebut sel-sel darah putih (leukosit), yang merupakan sel-sel yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh, dengan leukosit atau sel-sel tubuh. MHC menentukan kompatibilitas donor untuk transplantasi organ serta kerentanan seseorang terhadap penyakit autoimun melalui crossreacting imunisasi. Pada manusia, MHC juga disebut antigen leukosit manusia (HLA).
Karena panjang dan besar DNA dalam MHC termasuk seluruh lini gen cenderung mendapatkan warisan bersama-sama, jadi dapat dikelompokkan dengan set seluruh variasi DNA yang sama. Karena variasi warisan atau 'linkage disequilibrium' sangat kuat dalam MHC maka sangat sulit untuk membongkar apa yang ada di balik setiap perubahan DNA yang satu terkait dengan penyakit tertentu. Bisa jadi ada hubungan dengan gen tertentu yang berpengaruh atau bisa juga lain dari banyak gen yang erat digabungkan untuk itu.
Tubuh memiliki banyak lapisan kontrol untuk memastikan gen hanya aktif di tempat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat. Proses sentral tentu saja sama yaitu urutan DNA menjadi RNA membaca kode dari mana protein diproduksi. Tetapi pada setiap tahap ada checks and balances untuk memastikan setiap gen dan produk bekerja pada tingkat yang tepat untuk menjaga proses pengkodean.
Mungkin perubahan DNA bisa mengubah struktur protein yang dikodekan oleh gen, tetapi juga dapat mengubah aktivitas gen atau kontrol yang lain. Ini bisa mengubah gen atau mematikan, atau mengubah bentuk akhir protein yang dihasilkan.
Dalam studi lainnya didapati bahwa variasi genetika dalam HLA (Human Leukocyte Antigen) turut menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya, studi tersebut mengamati mekanisme MHC (Major Histocompatibility Complex) dalam kaitannya dengan variasi HLA. Dua studi turunannya telah dilakukan, salah satunya melibatkan patogen (agen penyebab penyakit) dan yang lainnya tidak melibatkan patogen.
Dalam hal HLA, allela (pasangan gen) menunjukkan ko-dominasi (sama dominannya antar dua gen yang berpasangan), dengan akibat bahwa heterozigot dapat merespon antigen 'non-self pathogenic' secara lebih luas (lebih banyak antigen yang dapat terdeteksi), dan sistem kekebalan dari individu yang heterozigot juga dapat mengikat dua kali lebih banyak peptida (atau protein) asing, dibandingkan dengan seorang individu yang homozigot. Molekul HLA mengikat dan menunjukkan pecahan sel-sel penyakit pada permukaan membran sel, di mana kemudian akan dikenali oleh T-Cells. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak jenis molekul HLA dapat berakibat pada ketahanan terhadap penyakit secara lebih luas. Lalu kemudian dapat disimpulkan bahwa individu yang heterozigot lebih diuntungkan oleh seleksi alam.

Referensi
Alberts, S. and Ober, C. 1993. Genetic variability in the major histocompatibility complex: a review of non-pathogen-mediated selective mechanism. Yearb Phys Anthropol 36:71–80
Brown, J. L. 1997. A theory of mate choice based on heterozygosity. Behav Ecol 8:60–5
MHC Sequencing Consortium. 1999. Complete sequence and gene map of the human major histocompatibility complex. Nature 401:921–3
Milinski, M. 2006. The major histocompatibility complex, sexual selection and mate choice. Annu Rev Ecol Evol Syst 37:159–86
Roberts T, Roiser JP. 2010. In the nose of the beholder: are olfactory influences on human mate choice driven by variation in immune system genes or sex hormone levels?. Exp. Biol. Med. 235:1277-1281.
ThornhillR, GangestadSW, MillerR, ScheydG, McColloughJK, FranklinM. 2003. Major histocompatibility complex genes, symmetry and body scent attractiveness in men and women. Behav Ecol 14:668–78
Vandiedonck,C. 2000. MRC Human Genetics. United Kingdom: Oxford University Press.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar