Selasa, 08 Mei 2012

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI (PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus))



ACARA 2
PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI  IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengenal bagian-bagian tubuh yang penting dari ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus)
2.      Menghitung rumus sirip ikan dan mengukur morfometri ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus) sebagai ciri penting dalam identifikasi
II. MATERI PRAKTIKUM
        Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia, 2009).
Menurut Anonim1 (2012) morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Turan (1998) menyebutkan bahwa studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
        Anonim2 (2012) menerangkan bahwa morfometri merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu yang dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-beda akibat pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran untuk identifikasi secara mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk identifikasi adalah ukuran perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara langsung.
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).
Menurut Haryono (2001) dalam jurnalnya disebutkan bahwa setiap spesies diukur menggunakan penggaris di atas alas lilin meliputi 23 karakter. Istilah dan singkatan dari karakter yang diukur antara lain:
1. panjang total (TL)
2. panjang standar (SL)
3. panjang kepala (HL)
4. panjang sebelum sirip dorsal (PDL)
5. panjang sebelum sirip dorsal 2 (PDL 2)
6. panjang sebelum sirip perut (PPL)
7. panjang sebelum sirip dubur (PAL)
8. tinggi kepala (HD)
9. tinggi badan (BD)
10. tinggi panjang ekor (DCP)
11. panjang batang ekor (LCP)
12. panjang moncong (SNL)
13. lebar badan (BW)
14. diameter mata (ED)
15. jarak antara dua mata (IW)
16. panjang dasar sirip punggung (LDB)
17. panjang dasar sirip punggung 2 (LDB 2)
18. panjang dasar sirip dubur (LAB)
19. panjang dasar sirip perut (LPVF)
20. panjang sirip dada (LPCF)
21. panjang sirip ekor bagian atas (LUCL)
22. panjang sirip ekor bagian bawah (LLCL)
23. panjang sirip ekor bagian tegah (LMCR)
        Anonim2 (2012) menyebutkan bahwa pada Pisces dikenal 4 tipe sisik, yaitu: sikloid, stenoid, ganoid, dan placoid. Sikloid merupakan sisik yang berbentuk sirkuler atau ovoid. Secara mikroskopis tampak adanya garis-garis konsentris, garisgaris radier, guanophore dan sel-sel pigmen. Sisik ini terbentuk dari corium/dermis. Stenoid merupakan sisik yang bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih rigrigi seperti duri-duri halus atau gigigigi sisir, sdengkan bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolantonjolan sehingga memperkuat pelekatannya. Ganoid merupakan sisik yang bagian terbesar tipe ini terdiri atas lapisan-lapiasan tulang, dan permukaan luarnya diselubungi oleh ganion, yaitu suatu material yang mempunyai email yang dibentuk oleh corium. Placoid merupakan sisik yang paling primitive, berasal dari dermis. Sisik ini mempunyai suatu yang memipih, tertanam di dalam kulit, dengan suatu spina yang meruncing atau membulat yang menonjol yang terdiri atas dentin yang keras.
        Menurut Wahyuni (2002) ikan belanak (Mugil cephalus) tersebar luas di seluruh dunia mulai dari 42o LS sampai 42o LU, yang meliputi daerah estuaria intertidal, perairan tawar, maupun perairan pantai. Ikan belanak memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Populasinya tersebar di perairan tropis dan subtropis. Kebanyakan ikan belanak ditemukan secara mengelompok 20-30 ekor yang berenang hilir mudik di permukaan estuaria. Estuaria menurut Kaiser, et. al. (2005) adalah perairan muara semi tertutup yang merupakan tempat pencampuran antara air sungai dan air laut.
        Anonim2 (2012) menyebutkan bahwa ikan belanak memiliki cirri-ciri morfoloi sebagai berikut: sisik garis rusuk 28-31; tulang rahang atas kelihatan; hidung sama atau lebih pendek dari lebar mata; jari-jari keras pertama dari sirip punggung pertama sedikit lebih dekat ke pangkal sirip ekor daripada ke ujung hidung atau ditengahtengah antara kedua itu; setengah pertama dari sirip dubur di muka sirip punggung kedua; permulaan sirip punggung kedua bertepatan dengan sisik garis rusuk ke 18-20. Tulang preorbital hanya menempati ¾ bidang antara bibir dan mata; sirip dubur memiliki tiga duri dan sembilan jari-jari; 11 baris sisik melintang badan. Badan memanjang, bagian depan sub silindris, sedangkan bagian belakang agak kompres. Kepala mendatar pada bagian atas dan bila dipotong meintangberbentuk segitiga. Celah insang lebar, mulut di ujung dengan posisi mendatar.
Suyanto (2008) mengatakan bahwa tubuh ikan nila berwarna kehitaman atau keabu-abuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
        Saanin (1984) mendeskripsikan sirip yang terdapat pada ikan nila (Oreochromis sp.) yaitu, ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin),  sirip dada (pectoral fin). Sirip punggung memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor, sirip dada dan sirip perut masingmasing ada sepasang dengan ukuran kecil, sirip anus hanya sebuah dengan bentuk agak panjang, sementara sirip ekornya pun hanya satubuah dengan bentuk membulat (DPVAC dengan D panjang dan P pendek, posisi V terhadap P adalah abdomen, sirip C tegak). LL lengkap tidak terputus.

III. HASIL
Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Gambar 2. Ikan Belanak (Mugil cephalus)
Gambar 3. Sisik Sikloid Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Gambar 4. Sisik Stenoid Ikan Belanak (Mugil cephalus)

Tabel 1. Data Pengukuran Ikan
Kriteria
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Jenis ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
Nila (Oreochromis niloticus)
Belanak
(Mugil cephalus)
Belanak
(Mugil cephalus)
Panjang total (cm)
23
23,9
39
32
Panjang baku (cm)
18,5
11,5
31,2
26
Tinggi badan (cm)
8,5
14,5
7,3
7,5
Panjang badan (cm)
10,5
8,5
26,6
22
Panjang predorsal (cm)
7
7,2
15,1
13,5
Panjang Kepala (cm)
6,5
5
7,3
5,5
Panjang dasar sirip punggung (cm)
12,5
12
3,4
2
Panjang batang ekor (cm)
6,5
7,7
12
9,5
Tinggi batang ekor (cm)
3
4,5
4,4
3,5
Panjang sirip pectoral (cm)
6
7
5
4,5
Jumlah sisik
5/2/8
3/2/8
4/5/1
7/1/3
Jumlah linea lateralis dan sisik
LL 24/28
LL 22/29
-
-
Tipe sisik
Sikloid
Sikloid
Stenoid
Stenoid
Rumus sirip ikan
D.XVII.12 ½; P.I.12 ½; V.I.5 ½; A.III.10 ½. C17
D.XV.12 ½; P.V.8 ½; V.VI½; A.III.10 ½.
C16 ½
D.IV.7; P.I.12 ½; V.I.5 ½; A.I.9
C13
P.I.13 ½; A.I.5 ½; D.V.7 ½; V.I.5 ½
C17

IV. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Pengenalan Morfologi dan morfometri Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Belanak (Mugil cephalus)” mempunyai dua tujuan. Tujuan pertama yaitu mengenal bagian-bagian tubuh yang penting dari ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus) dan tujuan kedua yaitu menghitung rumus sirip ikan dan mengukur morfometri ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus) sebagai ciri penting dalam identifikasi. Pada praktikum ini digunakan dua jenis ikan yaitu ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Belanak (Mugil cephalus) yang masing-masing berjumlah 2 ekor.
            Saanin (1984) menyatakan ikan nila mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Filum          : Vertebrata
Kelas           : Osteoichthyces
Sub kelas    : Acanthopterygii
Ordo           : Percomorphi
Famili          : Ciclidae
Genus         : Oreochromis
Spesies        : Oreochromis niloticus
             Dalam Wahyuni (2002), Linnaeus (1758) menyatakan ikan belanak mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Domain       Eukaryota
Kingdom    Animalia
Phylum       Chordata
Class           Osteichthyes
Order          Perciformes
Family         Mugilidae
Genus         Mugil
Spesies        Mugil cephalus
        Mula-mula dilakukan pengamatan terhadap tubuh ikan. Pada umumnya, ikan memiliki struktur tubuh yang sama. Struktur tubuh ikan tersebut terdiri dari bagian kepala, punggung dan ekor. Pada ikan yang diamati ditemukan 5 sirip yaitu sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal, dan sirip caudal. Pada ikan Belanak memiliki 2 sirip dorsal, sedangkan pada ikan Nila hanya memiliki 1 sirip dorsal. Dengan mengamati struktur tubuh ikan, maka dapat diketahui dimana habitat dan bagaimana tingkah lakunya.
Sirip caudal ikan Nila memiliki ujung rata yang mencirikqn bahwa ikan ini merupakan jenis ikan yang berenang lambat dan berhabitat diperairan tawar yang arus airnya relatif tenang. Ikan belanak memiliki sirip caudal dengan ujung bercangak, runcing, dan terbagi menjadi dua dengan sudut sangat sempit antar keduanya. Hal tersebut mencirikan bahwa ikan belanak merupakan jenis ikan yang berenang dengan cepat dan berhabitat di perairan laut yang memiliki aliran air relatif deras.  Kedua jenis ikan yang diamati memiliki mulut yang menghadap kedepan. Hal tersebut mencirikan bahwa makanan ikan-ikan ini dapat ditemui berada ditengah perairan.
Kemudian dilakukan pengukuran morfometri ikan meliputi panjang total yang diukur dari ujung mulut hingga ekor, panjang baku yang diukur ujung mulut hingga pertengahan pangkal sirip ekor, tinggi badan yang diukur secara vertical dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut, panjang badan yang diukur mulai operculum hingga pangkal depan sirip ekor, panjang kepala yang diukur mulai dari ujung mulut hingga bagian terbelakang operculum atau membrane operculum, panjang predorsal yang diukur dari ujung mulut hingga bagian depan sirip punggung, panjang dasar sirip punggung yang diukur dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip punggung, panajnag batang ekor yang diukur dari dari jari-jari terakhir sirip dubur hingga pertengahan sirip caudal, tinggi batang ekor yang diukur dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor, dan panajang sirip pectoral yang diukur dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip pectoral. Dari pengukuran morfometri ikan didapatkan hasil yang berbeda antaa kedua jenis ikan. Hal tersebut mencirikan bahwa kedua ikan tersebut tidak memiliki kesamaan pada habitat dan cara berenang.
Untuk membuat rumus sirip ikan, dilakukan perhitungan semua jari-jari yang menyusun sirip ikan. Jari-jari yang dihitung tersebut meliputi jari-jari keras dan lunak. Kemudian ditulis dengan rumus D(dorsal).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); P(perctoral).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); V(ventral).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); A(anal).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); C(Caudal)(jumlah jari-jari lunak dengan angka biasa). Apabila pada jari-jari terdapat cabang, maka dikodekan dengan menyisipkan angka ½ setelah angka bulat. Semua rumus sirip ikan yang diamati telah ditulisakan pada tabel 1 Data Pengukuran Ikan.
Selain membuat rumus sirip, juga dilakukan penghitungan jumlah sisik bdan linea lateralis di salah satu tubuh ikan. Ikan nila memiliki linea lateralis yang terpotong menjadi 2 sehingga penulisan rumusnya LL.(jumlah sisik bagian atas)/(jumlah sisik bagian bawah). Rumus jumlah linea lateralis dan jumlah sisik ikan yang diamati telah ditulisakan pada tabel 1 Data Pengukuran Ikan.
Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap sisik kedua ikan tersebut. Tipe sisik ikan dapat diketahui setelah pengamatan dibawah mikroskrop cahaya. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis tipe sisik ikan yaitu sikloid, stenoid, dan plasoid. Pada hasil pengamatan, diketahui bahwa tipe sisik ikan Nila adalah sikloid yaitu terdapat pola membulat pada sisiknya dengan pinggiran sisik halus dan rata, sedangkan ikan Belanak memiliki tipe sisik stenoid yaitu polanya berbetuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.










REFERENSI
Anonim1. 2012. Morphometrics. Diakses dari (http://en.wikipedia.org/wiki/Morphometrics). Pada tanggal 3 Mei 2012. Pukul 14.04 WIB.
Anonim2. 2012. Panduan Praktikum Osteichtyes. Diakses dari (http://www.scribd.com/doc/37990780/Panduan-Praktikum-Osteichtyes). Pada tanggal 3 Mei 2012. Pukul 13.23 WIB.
Haryono. 2001. Variasi Morologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius Lateristriga) di Sumatera. Jurnal Biota Vol. VI (3): 109-116. ISSN 0853-8670
Kaiser, J. M. 2005. Marine Ecology Process, Systems and Impacts. New York: Oxford University Press.
Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Kendari: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 2. Bogor: Binacipta.
Suyanto, Rachmatun S., Dra. 2008. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebaar Swadaya.
Turan, C. 1998. A Note on The Examination of Morphometric Differentiation Among Fish Populations: The Truss System. Journal of The University of Mustafa Kemal, Faculty of Fisheries, Hatay-Turkey
Wahyuni, P. D. 2002. Analisis Isi Lambung Ikan Belanak (Mugil cephalus) di Kecamatan Kenjeran Pantai Timur Surabaya. Laporan Tugas Akhir Biologi Institut Teknologi Sepulun Nopember Surabaya









LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
ACARA 2
PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus)



DISUSUN OLEH:
ENSINA SAWOR DEA PRATIWI
M0409018
KELOMPOK 1

JURUSAN BIOLOGI
FAULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

1 komentar:

  1. minta infonya dikit boleh??
    saya pengen tau tipe sisik dan sirip ikan GRASS CARP kalo tau mohon bantuannya kirimin ke email: andrian.alfan90@gmail.com trimakasih dan sukses selalu...

    BalasHapus