ACARA
2
PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI
IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal
bagian-bagian tubuh yang penting dari ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus)
2. Menghitung
rumus sirip ikan dan mengukur morfometri ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Belanak (Mugil cephalus) sebagai ciri penting dalam identifikasi
II. MATERI PRAKTIKUM
Pengenalan struktur
ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan
ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa,
misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi
asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia, 2009).
Menurut Anonim1 (2012) morfometri adalah
suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran
dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka
suatu organisme. Turan (1998) menyebutkan bahwa studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. Setiap
ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin,
dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan
salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan.
Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran
mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara
suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
Anonim2
(2012) menerangkan bahwa morfometri merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian
tertentu yang dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-beda
akibat pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran
untuk identifikasi secara mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk
identifikasi adalah ukuran perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran
secara langsung.
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang
diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode
pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau
bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).
Menurut Haryono (2001) dalam jurnalnya disebutkan
bahwa setiap spesies diukur menggunakan penggaris di atas alas lilin meliputi
23 karakter. Istilah dan singkatan dari karakter yang diukur antara lain:
1. panjang total (TL)
2. panjang standar (SL)
3. panjang kepala (HL)
4. panjang sebelum sirip dorsal (PDL)
5. panjang sebelum sirip dorsal 2 (PDL 2)
6. panjang sebelum sirip perut (PPL)
7. panjang sebelum sirip dubur (PAL)
8. tinggi kepala (HD)
9. tinggi badan (BD)
10. tinggi panjang ekor (DCP)
11. panjang batang ekor (LCP)
12. panjang moncong (SNL)
13. lebar badan (BW)
14. diameter mata (ED)
15. jarak antara dua mata (IW)
16. panjang dasar sirip punggung (LDB)
17. panjang dasar sirip punggung 2 (LDB 2)
18. panjang dasar sirip dubur (LAB)
19. panjang dasar sirip perut (LPVF)
20. panjang sirip dada (LPCF)
21. panjang sirip ekor bagian atas (LUCL)
22. panjang sirip ekor bagian bawah (LLCL)
23. panjang sirip ekor bagian tegah (LMCR)
Anonim2 (2012)
menyebutkan bahwa pada Pisces dikenal 4 tipe sisik, yaitu: sikloid, stenoid,
ganoid, dan placoid. Sikloid merupakan sisik yang berbentuk sirkuler atau
ovoid. Secara mikroskopis tampak adanya garis-garis konsentris, garisgaris
radier, guanophore dan sel-sel pigmen. Sisik ini terbentuk dari corium/dermis.
Stenoid merupakan sisik yang bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih
rigrigi seperti duri-duri halus atau gigigigi sisir, sdengkan bagian tepi yang
melekat mempunyai tonjolantonjolan sehingga memperkuat pelekatannya. Ganoid
merupakan sisik yang bagian terbesar tipe ini terdiri atas lapisan-lapiasan
tulang, dan permukaan luarnya diselubungi oleh ganion, yaitu suatu material
yang mempunyai email yang dibentuk oleh corium. Placoid merupakan sisik yang
paling primitive, berasal dari dermis. Sisik ini mempunyai suatu yang memipih,
tertanam di dalam kulit, dengan suatu spina yang meruncing atau membulat yang
menonjol yang terdiri atas dentin yang keras.
Menurut Wahyuni (2002)
ikan belanak (Mugil cephalus) tersebar luas di seluruh dunia mulai dari
42o LS sampai 42o LU, yang meliputi daerah estuaria
intertidal, perairan tawar, maupun perairan pantai. Ikan belanak memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Populasinya
tersebar di perairan tropis dan subtropis. Kebanyakan ikan belanak ditemukan
secara mengelompok 20-30 ekor yang berenang hilir mudik di permukaan estuaria.
Estuaria menurut Kaiser, et. al. (2005) adalah perairan muara semi tertutup
yang merupakan tempat pencampuran antara air sungai dan air laut.
Anonim2
(2012) menyebutkan bahwa ikan belanak memiliki cirri-ciri morfoloi sebagai
berikut: sisik garis rusuk 28-31; tulang rahang atas kelihatan; hidung sama
atau lebih pendek dari lebar mata; jari-jari keras pertama dari sirip punggung
pertama sedikit lebih dekat ke pangkal sirip ekor daripada ke ujung hidung atau
ditengahtengah antara kedua itu; setengah pertama dari sirip dubur di muka
sirip punggung kedua; permulaan sirip punggung kedua bertepatan dengan sisik
garis rusuk ke 18-20. Tulang preorbital hanya menempati ¾ bidang antara bibir
dan mata; sirip dubur memiliki tiga duri dan sembilan jari-jari; 11 baris sisik
melintang badan. Badan memanjang, bagian depan sub silindris, sedangkan bagian
belakang agak kompres. Kepala mendatar pada bagian atas dan bila dipotong
meintangberbentuk segitiga. Celah insang lebar, mulut di ujung dengan posisi
mendatar.
Suyanto (2008)
mengatakan bahwa tubuh ikan
nila berwarna kehitaman atau keabu-abuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada,
sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau
kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
Saanin (1984)
mendeskripsikan sirip yang terdapat pada ikan nila (Oreochromis sp.) yaitu, ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal
fin), sirip dada (pectoral fin). Sirip
punggung memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip
ekor, sirip dada dan sirip perut masingmasing ada sepasang dengan ukuran kecil,
sirip anus hanya sebuah dengan bentuk agak panjang, sementara sirip ekornya pun
hanya satubuah dengan bentuk membulat (DPVAC dengan D panjang dan P pendek,
posisi V terhadap P adalah abdomen, sirip C tegak). LL lengkap tidak terputus.
III. HASIL
Gambar
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Gambar 2. Ikan Belanak (Mugil cephalus)
Gambar 4. Sisik Stenoid Ikan Belanak (Mugil cephalus)
Tabel 1. Data Pengukuran Ikan
Kriteria
|
Kelompok 1
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
Kelompok 4
|
Jenis ikan
|
Nila (Oreochromis
niloticus)
|
Nila (Oreochromis
niloticus)
|
Belanak
(Mugil cephalus)
|
Belanak
(Mugil cephalus)
|
Panjang total (cm)
|
23
|
23,9
|
39
|
32
|
Panjang
|
18,5
|
11,5
|
31,2
|
26
|
Tinggi badan (cm)
|
8,5
|
14,5
|
7,3
|
7,5
|
Panjang badan (cm)
|
10,5
|
8,5
|
26,6
|
22
|
Panjang predorsal (cm)
|
7
|
7,2
|
15,1
|
13,5
|
Panjang Kepala (cm)
|
6,5
|
5
|
7,3
|
5,5
|
Panjang dasar sirip punggung (cm)
|
12,5
|
12
|
3,4
|
2
|
Panjang batang ekor (cm)
|
6,5
|
7,7
|
12
|
9,5
|
Tinggi batang ekor (cm)
|
3
|
4,5
|
4,4
|
3,5
|
Panjang sirip pectoral (cm)
|
6
|
7
|
5
|
4,5
|
Jumlah sisik
|
5/2/8
|
3/2/8
|
4/5/1
|
7/1/3
|
Jumlah linea lateralis dan sisik
|
LL 24/28
|
LL 22/29
|
-
|
-
|
Tipe sisik
|
Sikloid
|
Sikloid
|
Stenoid
|
Stenoid
|
Rumus
sirip ikan
|
D.XVII.12
½; P.I.12 ½; V.I.5 ½; A.III.10 ½. C17
|
D.XV.12
½; P.V.8 ½; V.VI½; A.III.10 ½.
C16
½
|
D.IV.7;
P.I.12 ½; V.I.5 ½; A.I.9
C13
|
P.I.13
½; A.I.5 ½; D.V.7 ½; V.I.5 ½
C17
|
IV. PEMBAHASAN
Praktikum
yang berjudul “Pengenalan Morfologi dan morfometri Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Belanak
(Mugil cephalus)” mempunyai dua
tujuan. Tujuan pertama yaitu mengenal bagian-bagian tubuh yang penting dari
ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan
ikan Belanak (Mugil cephalus) dan
tujuan kedua yaitu menghitung rumus sirip ikan dan mengukur morfometri ikan
Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan
Belanak (Mugil cephalus) sebagai ciri
penting dalam identifikasi. Pada praktikum ini digunakan dua jenis ikan yaitu
ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan
Ikan Belanak (Mugil cephalus) yang
masing-masing berjumlah 2 ekor.
Saanin
(1984) menyatakan ikan nila mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Filum : Vertebrata
Kelas : Osteoichthyces
Sub
kelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Famili : Ciclidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis
niloticus
Dalam Wahyuni (2002), Linnaeus (1758)
menyatakan ikan belanak mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Perciformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies : Mugil cephalus
Mula-mula dilakukan pengamatan terhadap
tubuh ikan. Pada umumnya, ikan memiliki struktur tubuh yang sama. Struktur
tubuh ikan tersebut terdiri dari bagian kepala, punggung dan ekor. Pada ikan
yang diamati ditemukan 5 sirip yaitu sirip dorsal, sirip pectoral, sirip
ventral, sirip anal, dan sirip caudal. Pada ikan Belanak memiliki 2 sirip
dorsal, sedangkan pada ikan Nila hanya memiliki 1 sirip dorsal. Dengan
mengamati struktur tubuh ikan, maka dapat diketahui dimana habitat dan
bagaimana tingkah lakunya.
Sirip
caudal ikan Nila memiliki ujung rata yang mencirikqn bahwa ikan ini merupakan
jenis ikan yang berenang lambat dan berhabitat diperairan tawar yang arus
airnya relatif tenang. Ikan belanak memiliki sirip caudal dengan ujung
bercangak, runcing, dan terbagi menjadi dua dengan sudut sangat sempit antar
keduanya. Hal tersebut mencirikan bahwa ikan belanak merupakan jenis ikan yang
berenang dengan cepat dan berhabitat di perairan laut yang memiliki aliran air
relatif deras. Kedua jenis ikan yang
diamati memiliki mulut yang menghadap kedepan. Hal tersebut mencirikan bahwa
makanan ikan-ikan ini dapat ditemui berada ditengah perairan.
Kemudian
dilakukan pengukuran morfometri ikan meliputi panjang total yang diukur dari
ujung mulut hingga ekor, panjang baku yang diukur ujung mulut hingga
pertengahan pangkal sirip ekor, tinggi badan yang diukur secara vertical dari
pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip
perut, panjang badan yang diukur mulai operculum hingga pangkal depan sirip
ekor, panjang kepala yang diukur mulai dari ujung mulut hingga bagian
terbelakang operculum atau membrane operculum, panjang predorsal yang diukur
dari ujung mulut hingga bagian depan sirip punggung, panjang dasar sirip
punggung yang diukur dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip punggung,
panajnag batang ekor yang diukur dari dari jari-jari terakhir sirip dubur
hingga pertengahan sirip caudal, tinggi batang ekor yang diukur dari bagian
dorsal hingga ventral pangkal ekor, dan panajang sirip pectoral yang diukur
dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip pectoral. Dari pengukuran morfometri
ikan didapatkan hasil yang berbeda antaa kedua jenis ikan. Hal tersebut
mencirikan bahwa kedua ikan tersebut tidak memiliki kesamaan pada habitat dan
cara berenang.
Untuk
membuat rumus sirip ikan, dilakukan perhitungan semua jari-jari yang menyusun
sirip ikan. Jari-jari yang dihitung tersebut meliputi jari-jari keras dan
lunak. Kemudian ditulis dengan rumus D(dorsal).(jumlah jari-jari keras ditulis
dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa);
P(perctoral).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah
jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); V(ventral).(jumlah jari-jari keras
ditulis dengan angka romawi).(jumlah jari-jari lunak ditulis dengan angka
biasa); A(anal).(jumlah jari-jari keras ditulis dengan angka romawi).(jumlah
jari-jari lunak ditulis dengan angka biasa); C(Caudal)(jumlah jari-jari lunak
dengan angka biasa). Apabila pada jari-jari terdapat cabang, maka dikodekan
dengan menyisipkan angka ½ setelah angka bulat. Semua rumus sirip ikan yang
diamati telah ditulisakan pada tabel 1 Data Pengukuran Ikan.
Selain
membuat rumus sirip, juga dilakukan penghitungan jumlah sisik bdan linea
lateralis di salah satu tubuh ikan. Ikan nila memiliki linea lateralis yang
terpotong menjadi 2 sehingga penulisan rumusnya LL.(jumlah sisik bagian
atas)/(jumlah sisik bagian bawah). Rumus jumlah linea lateralis dan jumlah
sisik ikan yang diamati telah ditulisakan pada tabel 1 Data Pengukuran Ikan.
Selain
itu juga dilakukan pengamatan terhadap sisik kedua ikan tersebut. Tipe sisik
ikan dapat diketahui setelah pengamatan dibawah mikroskrop cahaya. Pada
dasarnya, terdapat tiga jenis tipe sisik ikan yaitu sikloid, stenoid, dan
plasoid. Pada hasil pengamatan, diketahui bahwa tipe sisik ikan Nila adalah
sikloid yaitu terdapat pola membulat pada sisiknya dengan pinggiran sisik halus
dan rata, sedangkan ikan Belanak memiliki tipe sisik stenoid yaitu polanya
berbetuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.
REFERENSI
Anonim1.
2012. Morphometrics. Diakses dari
(http://en.wikipedia.org/wiki/Morphometrics). Pada tanggal 3 Mei 2012. Pukul 14.04
WIB.
Anonim2.
2012. Panduan Praktikum Osteichtyes.
Diakses dari (http://www.scribd.com/doc/37990780/Panduan-Praktikum-Osteichtyes).
Pada tanggal 3 Mei 2012. Pukul 13.23 WIB.
Haryono.
2001. Variasi Morologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius Lateristriga)
di Sumatera. Jurnal Biota Vol. VI (3): 109-116. ISSN 0853-8670
Kaiser,
J. M. 2005. Marine Ecology Process, Systems and Impacts. New
York : Oxford
University Press.
Rajabnadia,
L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Kendari: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Saanin,
H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 2. Bogor : Binacipta.
Suyanto,
Rachmatun S., Dra. 2008. Budidaya Ikan Nila. Jakarta : Penebaar Swadaya.
Turan,
C. 1998. A Note on The Examination of Morphometric Differentiation Among Fish
Populations: The Truss System. Journal of The University of Mustafa Kemal ,
Faculty of Fisheries, Hatay-Turkey
Wahyuni,
P. D. 2002. Analisis Isi Lambung Ikan Belanak (Mugil cephalus) di
Kecamatan Kenjeran Pantai Timur Surabaya .
Laporan
Tugas Akhir Biologi Institut Teknologi Sepulun Nopember Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
ACARA 2
PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI
IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus)
DISUSUN OLEH:
ENSINA SAWOR DEA PRATIWI
M0409018
KELOMPOK 1
JURUSAN BIOLOGI
FAULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
minta infonya dikit boleh??
BalasHapussaya pengen tau tipe sisik dan sirip ikan GRASS CARP kalo tau mohon bantuannya kirimin ke email: andrian.alfan90@gmail.com trimakasih dan sukses selalu...